Kamis, 20 Juni 2013

PENGEMBANGAN MODUL MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI PADA POKOK BAHASAN TIGONOMETRI UNTUK SMA KELAS X

A.      JUDUL PENELITIAN
PENGEMBANGAN MODUL MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI PADA POKOK BAHASAN TIGONOMETRI UNTUK SMA KELAS X
B.       LATAR BELAKANG
Dalam UU RI No.2 Tahun 1989 disebutkan bahwa tujuan pendidikan nasional yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan (Suryosubroto,1990:74).Sesuai tujuan pendidikan nasional tersebut pemerintah selalu berupaya meningkatkan mutu pendidikan, salah satunya dengan pelatihan dan peningkatan kompetensi guru, pengadaan buku dan alat pelajaran, perbaikan sarana dan prasarana pendidikan dan peningkatan mutu manajemen sekolah, dengan demikian guru dituntut untuk mampu  menyajikan materi dengan optimum. Salah satu cara agar guru mampu menyajikan materi dengan baik antara lain dengan meningkatkan kreatifitas dan pemikiran baru. Kreatifitas disini dimaksudkan adalah kemampuan guru dalam memilih metode, pendekatan, strategi pembelajaran serta media yang tepat.
Tetapi pada kenyataan sekarang ini mutu pendidikan belum menunjukkan suatu peningkatan itu disebabkan karena kondisi pembelajaran yang kita temui saat ini hanya memperhatikan input dalam pendidikan misalkan dengan pelatihan guru,perbaikan sarana dan prasarana pendidikan lainnya tanpa memperhatikan outputnya. Padahal proses pendidikan yang diutamakan adalah outputnya (input mempengaruhi output).selain itu dikarenakan pendekatan yang digunakan di dalam kelas belum mampu menciptakan kondisi optimal bagi berlangsungnya pembelajaran karena sampai saat ini masih banyak guru yang menggunakan pendekatan tradisional dalam pembelajaran matematika sehingga siswa belum terarahkan untuk memahami sendiri konsep-konsep matematika yang sedang dipelajari. Pendekatan tradisional tersebut belum mampu mengembangkan kemampuan kognitif (penalaran), afektif (sikap), dan psikomotorik (keterampilan) padahal setiap siswa dalam suatu kelas memiliki kemampuan yang beraneka ragam, salah satunya adalah kemampuan dalam kecepatan belajar. Siswa dapat berkembang maksimal sesuai dengan kecepatan belajarnya masing-masing. Dengan menggunakan pendekatan tradisional ini siswa hanya cenderung menghafalkan konsep-konsep matematika yang dipelajarinya tanpa memahami dengan benar. Akibatnya penguasaan terhadap konsep-konsep matematika siswa menjadi sangat kurang. Selain itu guru sebagai pemberi informasi cenderung mendominasi kegiatan pembelajaran di kelas sehingga tidak terjadi hubungan timbal balik antar guru dan siswa yang berimplikasi terhadap kualitas pembelajaran dalam proses belajar mengajar matematika.
Oleh karena itu diperlukan bahan ajar yang dapat membantu siswa untuk mempelajari konsep sesuai dengan kecepatan belajarnya. Salah satu bahan ajar yang dapat digunakan adalah modul (why?). Materi yang dipilih dalam pengembangna modul ini adalah Trigonometri. Modul ini diharapkan dapat membantu siswa untuk lebih mendalami materi tentang Trigonometri. Dalam pengembangan modul ini diperlukan suatu strategi pembelajaan, strategi yang dipilih adalah inkuiri , karena siswa dapat mengkonstruksi konsep yang dipelajarinya, sehingga pembelajaran menjadi bermakna.
Dari uraian diatas maka penulis tertarik untuk mengkaji permasalahan tentang Pengembangan Modul melalui Strategi Pembelajaran Inkuiri pada pokok bahasan Tigonometri untuk SMA kelas XI
C.      RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan pada latar belakang diatas sehingga masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya sebagai berikut “ Bagaimana cara mengembangkan modul melalui Strategi Pembelajaran Inkuiri pada pokok bahasan Tigonometri untuk SMA kelas XI?”
D.      TUJUAN PENELITIAN
Sesuai dengan masalah yang dirumuskan di atas maka tujuan penelitian ini adalah menghasilkan modul yang nantinya akan di gunakan untuk proses belajar mengajar pada materi trigonometri
E.       MANFAAT PENELITIAN
Manfaat penelitian yang sesuai dengan masalah di atas adalah :
1.        Dapat digunakan sebagai pedoman atau sumber ajar untuk guru
2.        Dapat membantu siswa dalam memahami materi- materi yang diberikan dalam proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan prestasi belajarnya
3.        Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi peneliti selanjutnya yang berhubungan dengan masalah dalam penelitian ini dalam ruang lingkup yang lebih luas beserta pembahasan yang lebih mendalam
F.       SPESIFIKASI PRODUK
Spesifikasi produk dalam penelitian ini berfokus pada pengembangan bahan ajar berupa modul. Modul yang akan dihasilkan terdiri dari 2 modul, yaitu modul untuk Guru dan modul untuk siswa. Materi yang dikaji dalam modul ini dalah trigonometri dan menggunakan straegi pembelajaran inkuiri.

G.      DEFINISI OPERASIONAL
Untuk menghindari meluasnya maksud dari stilah- istilah yang terdapat dalam proposal ini maka perlu ditegaskan istilah- istilah sebagai berikut :
1.        Trigonometri yang dimaksud dalam penelitian ini adalah mengenai rumus sinus dan cosinus jumlah dua sudut, selisih dua sudut, dan sudut ganda
2.        Modul adalah sebuah buku yang ditulis dengan tujuan agarpeserta didik dapat belajar secara mandiri tanpa atau bimbingan guru
3.        Strategi pembelajaran inkuiri adalah rangakaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berfikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan
H.      KAJIAN PUSTAKA
1.      Modul
1.1  Pengertian Modul
Dalam buku Pedoman Umum Pengembangan bahan ajar (2004) yang diterbitkan oleh diknas, modul diartikan sebuah buku yang ditulis dengan tujuan agarpeserta didik dapat belajar secara mandiri tanpa atau bimbingan guru.Modul merupakan bahan ajar cetak yang dirancang untuk dapat dipelajari secara mandiri oleh peserta pembelajaran. Modul disebut juga media untuk belajar mandiri karena di dalamnya telah dilengkapi petunjuk untuk belajar sendiri. Artinya, pembaca dapat melakukan kegiatan belajar tanpa kehadiran pengajar secara langsung. Bahasa, pola, dan sifat kelengkapan lainnya yang terdapat dalam modul ini diatur sehingga ia seolah-olah merupakan “bahasa pengajar” atau bahasa guru yang sedang memberikan pengajaran kepada murid-muridnya. Maka dari itulah, media ini sering disebut bahan instruksional mandiri. Pengajar tidak secara langsung memberi pelajaran atau mengajarkan sesuatu kepada para murid-muridnya dengan tatap muka, tetapi cukup dengan modul-modul ini.
1.2  Karakteristik Modul
Sebuah modul bisa dikatakan baik dan menarik apabila terdapat karakteristik sebagai berikut :
1.        Self Instructional yaitu melalui modul tersebut seseorang atau peserta belajar mampu membelajarkan diri sendiri, tidak tergantung pada pihak lain. Untuk memenuhi karakter self instructional, maka dalam modul harus
a.         Berisi tujuan yang dirumuskan dengan jelas
b.         Berisi materi pembelajaran yang dikemas ke dalam unit- unit kecil/ spesifik sehingga memudahkan belajar secara tuntas
c.         Menyediakan contoh dan ilustrasi yang mendukung kejelasan materi pembelajaran
d.        Menampilkan soal- soal latihan, tugas dan sejenisnyayang memungkinkan pengguna memberiakan respon dan mengukur tingkat penguasaannya
e.         Kontekstual yaitu materi-materi yang disajikan terkait dengan suasana atau konteks tugas dan lingkungan penggunanya
f.          Menggunakan bahasa yang sederhana dan komunikatif
g.         Terdapat rangkuman materi pembelajaran
h.         Terdapat instrumen penilaian/assessment, yang memungkinkan peng- gunaan diklat melakukan “Self Assessment”
i.           Terdapat instrumen yang dapat digunakan penggunanya mengukur atau mengevaluasi tingkat penguasaan materi
j.           Terdapat umpan balik atas penilaian, sehingga penggunanya menge- tahui tingkat penguasaan materi; dan
k.         Tersedia informasi tentang rujukan/pengayaan/referensi yang mendu- kung materi pembelajaran dimaksud
2.        Self Contained yaitu seluruh materi pembelajaran dari satu unit kompetensi atau sub kompetensi yang dipelajari terdapat di dalam satu modul secara utuh. Tujuan dari konsep ini adalah memberikan kesempatan pembelajar mempelajari materi pembelajaran yang tuntas, karena materi dikemas ke dalam satu kesatuan yang utuh. Jika harus dilakukan pembagian atau pemisahan materi dari satu unit kompetensi harus dilakukan dengan hati-hati dan memperhatikan keluasan kompetensi yang harus dikuasai.
3.        Stand Alone (berdiri sendiri) yaitu modul yang dikembangkan tidak tergantung pada media lain atau tidak harus digunakan bersama-sama dengan media pembelajaran lain. Dengan menggunakan modul, pebelajar tidak tergantung dan harus menggunakan media yang lain untuk mempe- lajari dan atau mengerjakan tugas pada modul tersebut. Jika masih menggunakan dan bergantung pada media lain selain modul yang digunakan, maka media tersebut tidak dikategorikan sebagai media yang berdiri sendiri.
4.        Adaptive  modul hendaknya memiliki daya adaptif yang tinggi terhadap perkembangan ilmu dan teknologi. Dikatakan adaptif jika modul dapat menyesuaikan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta fleksibel digunakan. Dengan memperhatikan percepatan perkembangan ilmu dan teknologi pengembangan modul multimedia hendaknya tetap “up to date”. Modul yang adaptif adalah jika isi materi pembelajaran dapat digunakan sampai dengan kurun waktu tertentu.
5.        User Friendly modul hendaknya bersahabat dengan pemakainya. Setiap instruksi dan paparan informasi yang tampil bersifat membantu dan bersahabat dengan pemakainya, termasuk kemudahan pemakai dalam merespon, mengakses sesuai dengan keinginan. Penggunaan bahasa yang sederhana, mudah dimengerti serta menggunakan istilah yang umum digunakan merupakan salah satu bentuk user friendly.
1.3  Kelebihan dan kelemahan menggunakan modul??????????????
2.      Strategi Pembelajaran
2.1  Pengertian Strategi Pembelajaran
Dalam dunia pendidikan strategi diartikan sebagai a plan, method, or series of activities designed to achieves a particular educational goal ( J.R David,1976). Jadi stategi pembelajarn dapat diartikan sebagai perencanaanyang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Kemp (1995) menjelaskan bahwa stategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secar efektif dan efisien.
Ada dua hal yang harus kita cermati dari pengertian diatas. Pertama,strategi pembelajaran merupakanrencana tindakan ( rangkaian kegiatan ) termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sember daya/ kekuatan dalam pembelajaran. Kedua, strategi disusun untuk encapai tujuan tertentu. Oleh sebab itu, sebelum menentukan strategi, perlu dirumuskan tujuan yang jelas dapat diukur keberhasilannya.
2.2  Strategi pembelajaran Inkuiri
2.2.1        Pengertian strategi Pembeajaran Inkuiri
Strategi pembelajaran inkuiri (SPI) adalah rangakaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berfikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan.
2.2.2        Langkah- lagkah pelaksanaan pembelajaran
Secara umum proses pembelajaran dengan menggunakan SPI dapat mengikuti langkah- langkah sebagai berikut :
a)        Orientasi
Pada tahap ini guru melakukan langkah untuk membina suasana atau iklim pembelajaran yang kondusif. Hal yang dilakukan dalam tahap orientasi ini adalah:
1)       Menjelaskan topik, tujuan, dan hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai oleh siswa
2)       Menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa untuk mencapai tujuan. Pada tahap ini dijelaskan langkah-langkah inkuiri serta tujuan setiap langkah, mulai dari langkah merumuskan merumuskan masalah sampai dengan merumuskan kesimpulan
3)       Menjelaskan pentingnya topik dan kegiatan belajar. Hal ini dilakukan dalam rangka memberikan motivasi belajar siswa.
b)       Merumuskan masalah
Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa pada suatu persoalan yang mengandung teka-teki. Persoalan yang disajikan adalah persoalan yang menantang siswa untuk memecahkan teka-teki itu. Teka-teki dalam rumusan masalah tentu ada jawabannya, dan siswa didorong untuk mencari jawaban yang tepat. Proses mencari jawaban itulah yang sangat penting dalam pembelajaran inkuiri, oleh karena itu melalui proses tersebut siswa akan memperoleh pengalaman yang sangat berharga sebagai upaya mengembangkan mental melalui proses berpikir.
c)        Mengajukan hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang dikaji. Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu diuji kebenarannya. Salah satu cara yang dapat dilakukan guru untuk mengembangkan kemampuan menebak (berhipotesis) pada setiap anak adalah dengan mengajukan berbagai pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk dapat merumuskan jawaban sementara atau dapat merumuskan berbagai perkiraan kemungkinan jawaban dari suatu permasalahan yang dikaji.
d)       Mengumpulkan Data
Mengumpulkan data adalah aktifitas menjaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Dalam pembelajaran inkuiri, mengumpulkan data merupakan proses mental yang sangat penting dalam pengembangan intelektual. Proses pemgumpulan data bukan hanya memerlukan motivasi yang kuat dalam belajar, akan tetapi juga membutuhkan ketekunan dan kemampuan menggunakan potensi berpikirnya.
e)        Menguji Hipotesis
Menguji hipotesis adalah menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data. Menguji hipotesis juga berarti mengembangkan kemampuan berpikir rasional. Artinya, kebenaran jawaban yang diberikan bukan hanya berdasarkan argumentasi, akan tetapi harus didukung oleh data yang ditemukan dan dapat dipertanggungjawabkan.
f)         Merumuskan masalah
Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Untuk mencapai kesimpulan yang akurat sebaiknya guru mampu menunjukkan pada siswa data mana yang relevan.
2.2.3        Karakteristik Strategi Pembelajaran Inkuiri
1        Strategi inkuiri menekankan kepada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan
2        Seluruh aktifitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri dari suatu yang dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri
3        Tujuan dari penggunaan strategi pembelajaran inkuiri adalah mengembangkan kemampuan berfikir secara sistematis, logis dan kritis atau mengembangkan kemapuan intelektual sebagai bagian dari proses mental.
I.         METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
A.      Model Penelitian dan Pengembangan
Rancangan yang digunakan dalam penelitian pengembangan ini adalah model pengembangan Dick and Carey yang disesuaikan untuk mengembangkan sumber belajar yaitu modul. Rancangan model pengembangan Dick and Carey yang telah disesuaikan terdiri dari 10 tahap yaitu :
1.        Identifikasi tujuan umum
Langkah pertama yang dilakukan adalah mengidentifikasi tujuan umum pembelajaran trigonometri dengan melakukan analisis kebutuhan untuk menentukan tujuan. Langkah ini berarti menentukan apa yang di inginkan untuk dapat dilakukan peserta didik setelah melakukan kegiatan pembelajaran. Tujuan umum adalah pernyataan apa saja yang harus dimiliki siswa setelah selesai mengikuti suatu pelajaran.
Untuk mendapatkan gambaran tentang kualifikasi kemempuan yang diharapkan dan dapat dimiliki oleh eserta didik setelah mengikuti pembelajaran trigonometri kelas XI dapat dilakukan dengan mengkaji kurikulum yang mengacu pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.22 Tahun 2006 tentang Standart Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
Dibawah ini dipetakan tujuan pembelajaran umum Trigonometri untuk SMA kelas XI yang bebrbentuk struktur pengelompokan sebagai berikut :



Pengembangan Bahan Ajar Pembelajaran Trigonometri untuk SMA kelas XI
Menggunakan rumus
sinus dan cosinus jumlah
dua sudut, selisih dua
sudut, dan sudut ganda
Menurunkan rumus
jumlah dan selisih
sinus dan cosinus
Menggunakan rumus
jumlah dan selisih sinus
dan cosinus
Menurunkan rumus trigonometri dan penggunaannya
 










2.        Melakukan analisis instruksional
Setelah mengidentifikasi tujuan pembelajaran, langkah selanjutnya adalah melakukan analisis untuk mengidentifikasi ketrampilan- keterampilan yang bawaan yang harus dipelajari peseta didik dalam rangka untuk mencapai tujuan pembelajaran khusus
3.        Mengidentifikasi tingkah laku awal dan karakteristik
Dalam mengidentifikasi isi materi yang akan dimasukkan dalam pembelajaran, hal ini membutuhkan identifikasi atas ketetampilan- keterampilan spesifik dan pengetahuan awal yang harus dimiliki oeh peserta didik untuk siap memasuki pembelajaran dan menggunakan buku ajar. Demikian karakteristik umm peserta didik juga sangat penting untuk diketahui dalam mendesain pembelajaran.
4.        Merumuskan tujuan kinerja
Tujuan pembelajaran khusus adalah rumusan mengenai kemampuan atau perilaku yang diharapkan dapat dimiliki oleh peserta didik sesudah mengikuti suatu program pembelajaran. Dengan demikian tingkat pencapaian siswa dalam perilaku yang ada dalam tujuan pembelajaran khusus dapat diukur dengan tes atau alat pengukur yang lain.
5.        Pengembangan tes acuan patokan
6.        Pengembangan strategi pengajaran
Langkah ini merupakan upaya memilih komponen- komponen umum pembelajaran dan prosedur yang akan digunakan untuk membelajarkan peerta didik sehingga peserta didik dapat belajar dengan mudah sesuai karakteristiknya dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
7.         Pengembangan atau memilih pengajaran
Langkah pokok dalam kegiatan sistem desain pembelajaran ini adalah langkah pengembangan dan pemilihan bahan pembelajaran. Adapun hasil produk pengembangan ini berupa printed material yaitu buku ajar modul yang sesuai dengan karakteristik peserta didik.
8.         Merancang dan melaksanakan evaluasi formatif.
Setelah bahan- bahan pembelajaran dihasilakn, dilakukan evaluasi formatif. Evaluasi dilakukan untuk memperoleh ata guna merevisi bahan pembelajaran yang dihasilakan untuk membuat ebih efektif. Evaluasi dsini dilakukan oleh para ahli dibidangnya.
9.         Menulis perangkat
Hasil perangkat selanjutnya divalidasi dan diujicobakan di kelas.
10.     Revisi pengajaran
Tahap ini mengulangi siklus pengembangan perangkat pengajaran. Data dari evaluasi sumatif yang telah dilakukan pada tahap sebelumnya dianalisis serta diinterpretasikan. (penulisan modulnya dimana??)
Gambar a. Model Pengembangan Dick and Carey





Modul pembelajaran matematika pokok bahasan trigonometri dengan strategi pembelajaran inkuiri untuk SMA kelas XI dikembangkan terdiri dari dua bagian, yaitu modul untuk guru dan siswa. Format pengembangannya adalah sebagai berikut :
A.       Modul untuk guru
1.      Halaman sampul, merupakan identitas modul yang terdiri dari judul, nama penyusun, mata pelajaran, materi pokok, jenjang pendidikan, kelas dan lembaga penyusun
2.      Daftar isi, merupakan petunjuk untuk mencari nomor halaman dari setiap isi modul
3.      Petunjuk untuk guru
Petunjuk untuk guru meliputi hal- hal sebagai berikut :
a.       Topik Modul
b.      Sasaran modul
c.       Tujuan pembelajaran
d.      Cakupan materi yang di sajikan
e.       Strategi pembelajaran yang digunakan
f.       Prosedur pembelajaran
4.      Pendahuluan, terdiridari beberapa bagian sebagai berikut :
a.       Deskripsi modul
b.      Standart Kompetensi
c.       Kompetensi dasar
d.      Indikator
e.       Tujuan pembeajaran
f.       Petunjuk penggunaan modul
5.      Kegiatan, merupakan aktivitas siswa secara mandiri dan pemecahan masalah agar siswa dapat mencapai tujuan belajar yang diharapkan.
6.      Sumber belajar
Menjelaskan sumber- sumber belajar yang dapat ditelusuri dan digunakan oleh peserta didik.
7.      Perangkat evaluasi
Bagian ini terdiri dari :
a.       Penyelesaian soal latihan dan evaluasi soal, berisi uraian jawaban yang rinci dari soal- soal evaluasi.

B.       Modul untuk siswa
1.      Halaman sampul, merupakan identitas modul yang terdiri dari judul, nama penyusun, mata pelajaran, materi pokok, jenjang pendidikan, kelas dan lembaga penyusun
2.      Daftar isi, merupakan petunjuk untuk mencari nomor halaman dari setiap isi modul
3.      Petunjuk untuk guru
Petunjuk untuk guru meliputi hal- hal sebagai berikut :
a.       Topik Modul
b.      Sasaran modul
c.       Tujuan pembelajaran
d.      Cakupan materi yang di sajikan
e.       Strategi pembelajaran yang digunakan
f.       Prosedur pembelajaran
4.      Pendahuluan, terdiridari beberapa bagian sebagai berikut :
a.       Deskripsi modul
b.      Standart Kompetensi
c.       Kompetensi dasar
d.      Indikator
e.       Tujuan pembeajaran
f.       Petunjuk penggunaan modul
5.      Kegiatan, merupakan aktivitas siswa secara mandiri dan pemecahan masalah agar siswa dapat mencapai tujuan belajar yang diharapkan.
6.      Sumber belajar
Menjelaskan sumber- sumber belajar yang dapat ditelusuri dan digunakan oleh peserta didik.
7.      Perangkat evaluasi
Bagian ini terdiri dari :
a.       Soal evaluasi yang disesuaikan dengan kegiatan yang sudah diperoleh siswa sebelumnya
b.      Umpan balik ( feed back ) merupakan petunjuk bagi siswa untuk mengetahui penguasaannya terhadap tujuan ang sudah ditetapkan.

B.       Prosedur Pengembangan
Pengembangan modul ini memuat langkah- langkah prosedural yang terdiri dari (1) tahap persiapan, (2) tahap penyusunan, (3) tahap validasi dan revisi. Prosedur pengembangan ini disesuaikan dengan pengembangan modul menurut Departemen Pendidkan Nasional (2008).
1.         Tahap persiapan
Aktivitas pada bagian pendahuluan sebagai berikut :
a.       Mengkaji masalah modul, yaitu mengenai pengertian, karakteristik, kommponen, prosedur pengembangan dan kelebihan serta kelemahan modul. Hasil kajian tersebut telah di uraikan pada BAB II
b.      Mengaji Standart isi untuk materi trigonometri dengan kompetensi dasarnya adalah menetapkan aturan sinus dan cosinus, mementukan luas segitiga. Hasil kajian tersebut telah diuraikan pada BAB II
c.       Mengkaji tentang strategi pembelajaran inkuiri
d.      Mengkaji beberapa modul lain
2.         Tahap penyusunan
Langkah- langkah penyusunan modul ini antara lain :
a.     Merumuskan tujuan pembelajaran
Tujuan pembelajaran yang dirumuskan adalah sesuai dengan kompetensi dasar yang mengacu pada standart isi. Tujuan pembelajaran dalam modul pembalajaran ini antara lain :
b.   Menyusun uraian materi
Uraian materi terdiri dari lembar kegiatan belajar dan lembar soal latihan. Modul ini terdiri dari tiga bagian modul yang disesuaikan dengan materi dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Adapun penjelasan dari masing- masing kegiatan belajar adalah :
1.        Kegiatan belajar I
2.        Kegiatan belajar II
3.        Kegiatan belajar III
c.    Menyusun perangkat evaluasi
Evaluasi ini dilakukan untuk mengetahi tingkat pemahaman siswa dalam menerapkan pengetahuan yang sudah diperoleh selama mempelajari modul. Langkah ini meliputi :
1.        Menyusun soal evalusi
2.        Menyusun kunci jawaban evaluasi
3.        Menyusun umpan balik dan tindak lanjut

d.   Menyusun komponen kelengkapan modul
Penyusunan komponen kelengkapan modul adalah sebagai berikut :
1.      Menyusun halaman sampul, yang memuat : Nama, nomor, kelas, sekolah, materi pokok dan lembaga penyusun
2.      Menyusun daftar isi
3.      Petunjuk untuk guru
4.      Pendahuluan
5.      Kegiatan belajar
6.      Daftar rujukan
3.         Tahap validasi dan revisi
Validasi modul bertujuan untuk mengetahui tngkat validasi modul yang dikembangkan. Validasi modul melibatkan 4 validator yang terdiri dari Dosen dan Guru. Melalui validasi diperoleh informasi mengenai kekurangan dan kelebihan modul sehingga peneliti mengetahui bagian- bagian modul yang masih memiliki kekurangan dan membutuhkan revisi.
Desain  Uji  Coba
            Adapun tahapan- tahapan pengembangan modul dapat digambarkan dalam bagan dibawah ini :
Produk Akhir media/ prototipe
Modul
Revisi
Valid
Revisi
Alat pengumpulan data berupa Angket, observasi, wawancara


Valid
Uji  Coba I
Validasi 
No
Uji  Coba II
Produk
Yes
No
Yes
 









C.      UJI COBA PRODUK
Dalam uji coba produk ini dibagi menjadi 3 bagian yaitu : (1) Desain Uji Coba, (2) Subjek Uji Coba, (3) Instrumen Pengumpulan Data.
1)        Desain Uji Coba
a.         Uji coba tahap I yaitu validasi modl oleh 2 dosen dan 2 guru
b.         Uji coba tahap II yaitu pemanfaatan modul sebagai media belajar secara individual untuk siswa melalui kelompok kecil dalam kelas (alasannya apa??)
2)        Subjek Coba
Subjek coba dalam penelitian ini melibatkan guru dan siswa kelas XI semester ganjil
3)        Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam modul ini adalah data kualitatif dan data kuantitatif
a)    Data kualitatif
Data angket validasi
Dari angket validasi ahli ini akan diperoleh saran dan kritik perbaikan terhadap produk modul yang dihasilkan. Penilaian tersebut akan diberi skor untuk menentukan kevalidan produk.
Adapun ketentuan perhitungan kevalidan modul yang dilakukan dapat mengikuti langkah- langkah sebagai berikut :
a.       Memberikan skor untuk setiap butir aspek yang dinilai berdasaran alternatif jawaban yang diberikan :
4    : Aspek yang dinilai sangat baik
3    : Aspek yang dinilai adalah baik
2    : Aspek yang dinilai kurang baik
1    : Aspek yang dinilai sangat kurang baik
b)   Data kuantitatif
Berupa poin penilian yang diberikan oleh subyek uji coba tahap pertama dan kedua terhadap media sesuai dengan kriteria penilaian yang diberikan
4)        Instrumen Pengumpulan Data
Pada penelitianini instrumen pengumpulan data yang digunakan adalah berupa angket dan wawancara. Hal ini dilakukan untuk mengetahui nilai dari produk pengembangan yang dihasilkan.
a.         Wawancara
Wawancara ini ditujukan kepada guru bidang studi matematika dengan tujuan menganalisis produk yang dihasilkan berupa modul  (tujuannya apa??)
b.        Lembar Angket
1.    Angket untuk guru
Angket ini adalah tahap awal yang digunkan untuk mengetahui seberapa jauh guru mengetahui perkembangan pembelajaran yang berupa modul. Angket yang dibuat ada 10 pertanyaan (bukan untuk validasi???)
2.    Angket untuk siswa
Angket yang ditujukan untuk siswa ini adalah angket untk evaluasi. Masing- masing angket ada 10 pertanyaan


LEMBAR VALIDASI
UNTUK DOSEN / GURU
Identitas                     : ................................................................
Nama                          : ................................................................
NIP                             : ................................................................
Pekerjaan                   :  1 ) Dosen                  2 ) Guru
Alamat instansi          : ................................................................
Pendidikan                 : 1 ) S1             2 ) S2               3 ) S3               4 ) Lainnya
Petunjuk                    :
1.        Berikan tanda cek ( v ) pada kolom skor penilaian, dengan ketentuan sebagai berikut :
4          : Aspek yang dinilai sangat baik
3          : Aspek yang dinilai adalah baik
2          : Aspek yang dinilai kurang baik
1          : Aspek yang dinilai sangat kurang baik
No
Aspek yang dinilai
Skor penilaian
Keterangan
4
3
2
1
1
Cover / halaman sampul
1.      Kemenarikan bahasa
2.      Kejelasan gambar
3.      Ketepatan huruf





2
Daftar isi
1.      Kesesuaian penulisan daftar isi
2.      Kejelasan daftar isi





3
Pedoman penggunaan modul
1.      Kejelasan isi
2.      Kemudahan dalam memahami pedoman penggunaan modul





4
Indikator
1.      Kesesuaian dengan KTSP
2.      Dapat mengukur kompetensi





5
Materi
1.      Sesuai dengan KTSP
2.      Sesuai dengan SK dan KD
3.      Sesuai dengan indikator
4.      Sesuai dengan tujuan pembelajaran





6
Kegiatan belajar siswa





7
Soal- soal latihan





8
Kunci jawaban
1.      Sesuiai dengan soal- soal latihan





9
Umpan balik





10
Daftar Pustaka


















Tidak ada komentar:

Posting Komentar